DOKTOR BERSAMAAN. Pasangan suami isteri asal Provinsi Gorontalo, Jismon Djakaria (kiri) dan Ismawati Gobel, berhasil meraih gelar doktor secara bersamaan setelah memertahankan disertasinya dalam ujian promosi doktor pada Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Makassar (UNM), Kamis, 30 Januari 2014. (ist)
---------------
Suami Isteri Asal Gorontalo Raih Doktor di UNM
Tidak banyak pasangan suami isteri yang mampu seiring sejalan kuliah program doktoral (S3) pada program studi yang sama dan akhirnya meraih gelar doktor secara bersamaan. Salah satu di antara yang tidak banyak itu adalah pasangan suami isteri asal Provinsi Gorontalo, Jismon Djakaria dan Ismawati Gobel.
Keduanya meraih gelar doktornya secara bersamaan setelah berhasil memertahankan disertasinya dalam ujian promosi doktor pada Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Makassar (UNM), Kamis, 30 Januari 2014.
Pasangan suami isteri tersebut meraih gelar doktor dalam bidang administrasi publik. Sang suami, Jismon Djakaria mengangkat disertasi berjudul: "Implementasi Kebijakan Program Pemberdayaan Petani Melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3STIP) di Kabupaten Gorontalo", sedangkan sang isteri, Ismawati Gobel, mengusung disertasi berjudul: "Kemitraan dalam Penyelengaraan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di Kabupaten Pohuwato."
Jismon dalam disertasinya menjelaskan, program P3TIP dapat terlaksana dengan baik jika didukung dengan resposivitas yang baik dari pemerintah setempat. Pasalnya, jika respon pemerintah setempat baik, maka semakin baik pula implementasi program yang didapatkan.
“Hanya saja, karena seringnya terjadi pergantian aparat, promosi jabatan hingga faktor politik, maka program tersebut tidak berjalan dengan baik,” katanya.
Kepala Bidang Perkebunan, Dinas Peternakan dan Perkebunan Gorontalo mengatakan, faktor lainnya adalah petunjuk teknis masih belum memenuhi kebutuhan lokal, sehingga sulit untuk diterapkan, apalagi kapasitas sumberdaya manusia tim teknis termasuk tim verifikator dan konsultan dan penyuluh pendamping P3TIP tingkat kabupaten relatif masih rendah.
"Hal lain, sikap para aparatur, penyuluh, verifikator, dan konsultan yang belum memahami tugasnya. Ada juga faktor komunikasi, SDM, sikap aparatur, dan struktur organisasi,” ungkap Jismon.
Pada kesempatan terpisah, Ismawati Gobel, mengatakan, program PNPM Mandiri dilaksanakan oleh tiga komponen, yaitu pemerintah, masyarakat, dan tenaga profesional sebagai fasilitator.
Peran ketiga stakeholder tersebut dapat dibagi dalam tiga pendekatan pemberdayaan masayarakat miskin, yaitu pendekatan yang terarah, pendekatan kelompok, dan pendekatan pendampingan.
“Jika hal tersebut dapat bersinergi dengan baik, maka program PNPM bisa lebih optimal,” kata perempuan yang sehari-hari menjabat Kepala Sub Bidang Dinas Keuangan dan Aset Daerah Gorontalo.
Ujian promosi dipimpin oleh Direktur PPs UNM, Prof Jasruddin, dengan tim penguji Prof Yulianto Kadji, Prof Suratman, Prof Muh Jufri, Prof Andi Makkulau, Prof Darmawan Salman, Prof Dr Amiruddin Tawe, Dr Isa Syamsu, Dr Thayeb Tamma, dan Prof Haedar Akib.
Pertama Kali
Prof Jasruddin mengatakan, ujian promosi doktor secara bersamaan oleh pasangan suami isteri, baru pertama kali terjadi di PPs UNM, karena itulah dia secara khusus memberikan apresiasi atas upaya dan kerja keras keduanya.
"Untuk sampai pada ujian promosi, dibutuhkan upaya dan kerja keras, padahal secara geografis mereka berdua menetap jauh di Provinsi Gorontalo. Mereka berdua sangat ulet, sehingga wajar jika sampai pada tahap ini,” terang Professor Fisika ini.
Jismon dan Ismawati menjadi alumni yang ke-200 dan ke-201 di PPs UNM, sedangkan para prodi Ilmu Administrasi Publik, mereka berdua menjadi alumni ke-130 dan ke-131. Jismon memperoleh IPK, 3,69, sedangkan Ismawati memperoleh IPK 3,62. (asnawin/r)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar