Senin, 20 April 2015

Wartawan Wajib Memiliki Kode Etik Jurnalistik



DIREKTUR Perpustakaan Pers PWI Sulsel yang juga Pemimpin Redaksi Majalah "Almamater", Asnawin Aminuddin, membawakan materi Kode Etik Jurnalistik, pada Pelatihan Jurnalistik yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, di Sekretariat HMI Makassar, Jalan Botolempangan Makassar, Ahad, 29 Maret 2015. (ist)



-----------



Wartawan Wajib Memiliki Kode Etik Jurnalistik


Wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik. Wartawan bebas memilih organisasi wartawan, tetapi dalam menjalankan profesinya, dalam melaksanakan kegiatan jurnalistik, wartawan harus memiliki dan menaati Kode Etik Jurnalistik.

"Memiliki Kode Etik Jurnalistik bukan sekadar memiliki secara fisik atau soft file, melainkan harus mempelajari, mengetahui, dan memahami maknanya, karena tidak mungkin wartawan bisa menaati Kode Etik Jurnalistik kalau tidak mengetahui dan tidak memahami maknanya," tandas Direktur Perpustakaan Pers PWI Sulsel, Asnawin Aminuddin.

Penandasan tersebut disampaikan pada pelatihan jurnalistik yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, di Sekretariat HMI Makassar, Ahad, 29 Maret 2015.

Asnawin yang juga tercatat sebagai Pelatih Nasional Wartawan PWI mengatakan, pada awal-awal bergulirnya era reformasi akhir tahun 90-an, tiba-tiba banyak orang yang menjadi wartawan dan memiliki kartu pers (dari medianya masing-masing), padahal mereka tidak pernah melewati proses pendidikan jurnalistik yang memadai dan benar.

"Karena tidak memiliki pendidikan yang memadai dan tidak pernah mendapatkan atau mengikuti pendidikan jurnalistik yang memadai dan benar, maka tidaklah mengherankan kalau banyak oknum wartawan yang menyalahgunakan profesinya dan melanggar kode etik wartawan atau Kode Etik Jurnalistik," ungkapnya.

Mahasiswa yang mengikuti pelatihan jurnalistik yang di dalamnya diberikan materi Kode Etik Jurnalistik, kata Pemimpin Redaksi Majalah "Almamater", jauh lebih beruntung dibandingkan wartawan yang tidak pernah mengikuti pelatihan jurnalistik secara benar.

"Adik-adik mahasiswa yang mengikuti pelatihan jurnalistik ini lebih beruntung, karena mendapatkan materi dan penjelasan mengenai Kode Etik Jurnalistik. Kalau adik-adik terjun menjadi wartawan, tentu sudah tahu rambu-rambu dan etika dalam menjalankan profesi wartawan," tutur Asnawin. (kia)

-------
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menulis Opini dan Esai di Medsos dan Media Massa

Gaya penulisan saya banyak dipengaruhi tulisan Sumohadi Marto Siswoyo atau Sumohadi Marsis, pendiri dan Pemimpin Redaksi Tabloid Bola. Sumoh...